Jumat, 12 Desember 2014

kepemiminan



Kepemimpinan
Pengertian kepemimpinan
Pemimpin adalah seorang pribadi yang memiliki kecakapan dan kelebihan, khususnya kecakapan/ kelebihan di satu bidang sehingga dia mampu mempengaruhi orang-orang lain untuk bersama-sama melakukan aktivitas-aktivitas tertentu demi pencapaian satu atau beberapa tujuan.
Kepemimpinan adalah proses memengaruhi atau memberi contoh oleh pemimpin kepada pengikutnya dalam upaya mencapai tujuan organisasi.
Selain itu ada pengertian lainnya adalah Kepemimpinan atau leadership merupakan ilmu terapan dari ilmu-ilmu social, sebab prinsip-prinsip dan rumusannya diharapkan dapat mendatangkan manfaat bagi kesejahteraan manusia (Moejiono, 2002). Ada banyak pengertian yang dikemukakan oleh para pakar menurut sudut pandang masing-masing, definisi-definisi tersebut menunjukkan adanya beberapa kesamaan.
Berikut adalah definisi Kepemimpinan menurut beberapa tokoh:
  •  Menurut Tead; Terry; Hoyt (dalam Kartono, 2003) Pengertian Kepemimpinan yaitu kegiatan atau seni mempengaruhi orang lain agar mau bekerjasama yang didasarkan pada kemampuan orang tersebut untuk membimbing orang lain dalam mencapai tujuan-tujuan yang diinginkan kelompok.
  •         Menurut Young (dalam Kartono, 2003) Pengertian Kepemimpinan yaitu bentuk dominasi yang didasari atas kemampuan pribadi yang sanggup mendorong atau mengajak orang lain untuk berbuat sesuatu yang berdasarkan penerimaan oleh kelompoknya, dan memiliki keahlian khusus yang tepat bagi situasi yang khusus.
  •  Moejiono (2002) memandang bahwa leadership (kepemimpinan) tersebut sebenarnya sebagai akibat pengaruh satu arah, karena pemimpin mungkin memiliki kualitas-kualitas tertentu yang membedakan dirinya dengan pengikutnya. Para ahli teori sukarela (compliance induction theorist) cenderung memandang leadership sebagai pemaksaan atau pendesakan pengaruh secara tidak langsung dan sebagai sarana untuk membentuk kelompok sesuai dengan keinginan pemimpin (Moejiono, 2002).
  •  Menurut M. Karyadi dalam bukunya yang berjudul kepemimpinan menyatakan, Kepemimpinan adalah memproduksi dan memancarkan pengaruh terhadap kelompok-kelompok orang-orang tertentu sehingga mereka bersedia (willing) untuk berubah fikiran, pandangan, sikap, kepercayaan, dan sebagainya.
  •  Menurut DR. Hadari Nawawi didalam bukunya yang berjudul Kepemimpinan Menurut Islam mengatakan, Kepemimpinan adalah sebagai perihal memimpin berisi kegiatan menuntun, membimbing, memandu, menunjukkan jalan, mengepalai, melatih agar orang-orang yang dipimpin dapat mengerjakan sendiri.
  • Miftha Thoha dalam bukunya Prilaku Organisasi (1983 : 255)
    Pemimpin adalah seseorang yang memiliki kemampuan memimpin, artinya memiliki kemampuan untuk mempengaruhi orang lain atau kelompok tanpa mengindahkan bentuk alasannya.
Tipe tipe kepemimpinan
Kartini Kartono menjelaskan bahwa tipe kepemimpinan terbagi atas:
1. Tipe Kharismatik
Tipe ini mempunyai daya tarik dan pembawaan yang luar biasa, sehingga mereka mempunyai pengikut yang jumlahnya besar. Kesetiaan dan kepatuhan pengikutnya  timbul dari kepercayaan terhadap pemimpin itu. Pemimpin dianggap mempunyai kemampuan yang diperoleh dari kekuatan Yang Maha Kuasa.

2. Tipe Paternalistik
Tipe Kepemimpinan dengan sifat-sifat antara lain;
a. Menganggap bawahannya belum dewasa
b. bersikap terlalu melindungi
c. Jarang memberi kesempatan bawahan untuk mengambil keputusan
d. Selalu bersikap maha tahu dan maha benar.

3. Tipe Otoriter
Pemimpin tipe otoriter mempunyai sifat sebagai berikut:
a. Pemimipin organisasi sebagai miliknnya
b. Pemimpin bertindak sebagai dictator
c. Cara menggerakkan bawahan dengan paksaan dan ancaman.

4. Tipe Militeristik
Dalam tipe ini pemimpin mempunyai siafat sifat:
a. menuntut kedisiplinan yang keras dan kaku
b. lebih banyak menggunakan system perintah
c. menghendaki keputusan mutlak dari bawahan
d. Formalitas yang berlebih-lebihan
e. Tidak menerima saran dan kritik dari bawahan
f. Sifat komunikasi hanya sepihak

5. Tipe Demokrasi
Tipe demokrasi mengutamkan masalah kerja sama sehingga terdapat koordinasi pekerjaan dari semua bawahan. Kepemimpinan demokrasi menghadapi potensi sikap individu, mau mendengarkan saran dan kritik yang sifatnya membangun. Jadi pemimpin menitik beratkan pada aktifitas setiap anggota kelompok, sehingga semua unsure organisasi dilibatkan dalam akatifitas, yang dimulai penentuan tujuan, pembuatan rencana keputusan, disiplin.

Gaya kepemimpinan yang berbeda-beda
Pemimpin adalah orang yang memiliki kewenangan / kekuasaan untuk mempengaruhi / mengatur orang lain dalam kelompok organisasi. Menjadi pemimpin bisa karena dipilih, ditunjuk melalui musyawarah, ada pula menjadi pemimpin karena melalui paksaan yaitu dengan cara kekerasan, kepemimpinan yang dilakukan seorang pemimpin sangat tergantung pada:
1.Watak dan sifat pribadi
2. Cara mengambil keputusan dalam rapat
3. pola dan tingkah laku
  Dari tiga hal tersebut dapat melahirkan gaya kepemimpinan seorang pemimpin dalam melaksanakan tugas kepemimpinannya. Adapun gaya kepemimpinan tersebut adalah terdiri dari:
1. Gaya kepemimpinan Otokratis (Autokratis) /Otoriter
2. Gaya kepemimpinan Demokratis
3. Gaya kepemimpinan Laissez-faire / masa bodoh.


1.      Gaya Kepemimpinan Authoritarian / Otokratis / Otoriter
     Gaya kepemimpinan Authoritarian / Otokratis / Otoriter adalah gaya pemimpin yang memusatkan segala keputusan dan kebijakan yang diambil dari dirinya sendiri secara penuh. Segala pembagian tugas dan tanggung jawab dipegang oleh si pemimpin yang otoriter tersebut, sedangkan para bawahan hanya melaksanakan tugas yang telah diberikan. gaya kepemimpinan autokratis mendeskripsikan pemimpin yang cenderung memusatkan kekuasaan kepada dirinya sendiri, mendikte bagaimana tugas harus diselesaikan, membuat keputusan secara sepihak.

2.      Gaya Kepemimpinan Demokratis / Democratic/ Partisipatif
Gaya kepemimpinan demokratis adalah gaya pemimpin yang memberikan wewenang secara luas kepada para bawahan. Setiap ada permasalahan selalu mengikutsertakan bawahan sebagai suatu tim yang utuh. Dalam gaya kepemimpinan demokratis pemimpin memberikan banyak informasi tentang tugas serta tanggung jawab para bawahannya. Kepemimpinan demokratis ditandai dengan adanya suatu struktur yang pengembangannya menggunakan pendekatan pengambilan keputusan yang kooperatif. Dibawah kepemimpinan demokratis bawahan cenderung bermoral tinggi, dapat bekerja sama, mengutamakan mutu kerja dan dapat mengarahkan diri sendiri

3.Gaya Kepemimpinan Bebas / Laissez Faire  (Kendali Bebas)
         Pemimpin jenis ini hanya terlibat delam kuantitas yang kecil di mana para bawahannya yang secara aktif menentukan tujuan dan penyelesaian masalah yang dihadapi.kendali bebas juga mendeskripsikan pemimpin yang secara keseluruhan memberikan karyawannya atau kelompok kebebasan dalam pembuatan keputusan dan menyelesaikan pekerjaan menurut cara yang menurut bawahannya paling sesuai.

Teori Kepemimpinan
Ø  Teori Sifat
Teori ini bertolak dari dasar pemikiran bahwa keberhasilan seorang pemimpinditentukan oleh sifat-sifat, perangai atau ciri-ciri yang dimiliki pemimpin itu. Atas dasar  pemikiran tersebut timbul anggapan bahwa untuk menjadi seorang pemimpin yang berhasil,sangat ditentukan oleh kemampuan pribadi pemimpin. Dan kemampuan pribadi yangdimaksud adalah kualitas seseorang dengan berbagai sifat, perangai atau ciri-ciri ideal yang perlu dimiliki pemimpin menurut Ghizeli dan Stogdil:
1. Kecerdasan
2. Kemampuan mengawasi
3. Inisiatif
4. Ketenangan diri
5. Kepribadian
Ø  Teori Perilaku
Dasar pemikiran teori ini adalah kepemimpinan merupakan perilaku seorang individuketika melakukan kegiatan pengarahan suatu kelompok kearah pencapaian tujuan. Dalam halini, pimpinan mempunyai deskripsi perilaku:

·         Konsiderasi dan struktur inisiasi Perilaku seorang pemimpin yang cenderung mementingkan bawahan memiliki cirriramah tamah, mau berkonsultasi, mendukung, membela, mendengarkan, menerimausul dan memikirkan kesejahteraan bawahan serta memperlakukannya setingkatdirinya. Disamping itu terdapat pula kecenderungan perilaku pemimpin yang lebih meningkatkan tugas organisasi.
·         Berorientasi kepada bawahan dan produksiPerilaku pemimpin yang berorientasi kepada baawahan ditandai oleh penekanan padahubungan atasan-bawahan, perhatian pribadi pemimpin pada pemuasan kebutuhan bawahan serta menerima perbedaan kepribadian, kemampuan dan perilaku bawahan.Sedangkan perilaku pemimpin yang berorientasi pada produksi memilikikecenderungan penekanan pada segi teknis pekerjaan, pengutamaan penyelenggaraandan penyelesaian tugas serta pencapaian tujuan.
Ø  Teori Situasional
Keberhasilan seorang pimpinan menurut teori situasional ditentukan oleh cirri kepemimpinan dan situasi organisasional yang dihadapi dengan memperhitungkan factor waktu dan ruang. Faktor situasional yang berpengaruh terhadap gaya kepemimpinan tertentumenurut Sondang P. Siagian (1994:129) adalah:
·         Jenis pekerjaan dan kompleksitas tugas
·         Bentuk dan sifat teknologi yang digunakan
·         Persepsi, sikap dan gaya kepemimpinan
·         Norma yang dianut kelompok 
·         Rentang kendali
·         Ancaman dari luar organisasi
·         Tingkat stress
·         Iklim yang terdapat dalam organisasi

Menjelaskan dari memimpin organisasi
Seorang kepemimpinan dalam suatu organisasi Akan sangat mempengaruhi gerak laju dari organisasi itu sendiri.kepimpinan dalam organisasi merupakan pengaruh antar priadi yang dilakukan situasi, melalui proses komunikasi dan di arahkan pencapaian tujuaan. Namun tetapi , pada zaman modern ini bangak terjadi konflik dalam organisasi karena tidak kesetujuaan antara dua atau lebih anggota organisasi. Bahkan tidak bekerja sama antara ketua dan bawahan. Akhirnya disitulah terjadi konflik amtara satu samaa lain. Adapula fungsi dan tugas kepemimpinan dalam organisasi.
Tugas pokok Kepemimpinan dalam organisasi
Tugas pokok seorang pemimpin yaitu melaksanakan fungsi-fungsi manajemen seperti telah yang di sebutkan sebelumnya yang terdiri dari merencanakan menorganisasikan , menggerakan dan mengawasi. Agar orang- orang yang memimpin mau bekerja secara efektif seorang pemimipin harus memiliki inisiatif dan kreatif harus selalu memperhatikan hubungan manusiawi. Secara lebih terperinci tugas- tugas seorang pemimpin meliputi;
·         pengambilan keputusan menetapkan sasaran dan menyusun kebijaksanaan ,mengorganisasikan dan menempatkan pekerja
·         mengkordinasikan kegiatan-kegiatan secara vertical ( antara bawahan dan atasan) ataupun secara horizontal ( antar bagian atau unit ),
·         serta memimpin dan mengawasi pelaksanaan kegita tersbut.

Secara umum tugas –tugas pokok pemimpin antara lain:
·      Melaksanakan managerial, yaitu berupa kegitan pokok meliputi pelaksanaan :
Penyusunan Rencana
Mendorong ( memotivasi ) bawahan untuk dapat bekerja dengan giat dan tekun.
Membina bawahan agar dapat bekerrja secara efektif dan efesien.
Menyusun fungsi manajemen secara baik.
Membina bwahan agar dapat memikul tanggung jawab tugas masing-masing secara baik.
Fungsi pemimpin dalam suatu organisai tidak dapat di bantah merupakan sesuatu fungsi yang sangat penting bagi keberadaan dan kemajuaan organisasi yang bersangkutan pada dasarnya fungsi kemimpinan 2 aspek yaitu :
Fungsi admintrasi , yaitu yakni mengadakan fomulasi kebijaksaan admintrasi dan menyediakan fasilitasnya.selain itu ,
fungsi pemimpin dalam mempegaruhi dan mengarahkan individu atau kelompok bertujuan untuk membantu organisaasi bergerak kearah pencapaian tujuaan. dan juga ada pula gaya memimpin dalam organisasi pemimpin menerangkan kepada bawahan apa yang harus di kerjakan bagaimana cara mengerjakan ,kapan harus di lakasanakan pekerjaan itu ,dan dimana harus dilakukan dan pula pemimpin harus memberi pengarahan kepada bawahan supaya ada persatuan dalam organisasi. Tetapi pada zaman sekarang ini banyak pemimpin dalam organisasi yang tidak bekerja sama antara bawahan dan atasan akhirnya disitulah timbul konflik.(pigometinus)

analisa dari penjelasan diatas ialah:
Pemimpin adalah orang yang memiliki kelebihan berupa kecerdasan dalam memimpin suatu organisasi atau semacamnya. Selain itu ia dibekali dengan suatu kemampuan khusus untuk mempengaruhi bawahannya atau orang lain untuk melakukan suatu kegiatan atau aktifitas dalam mencapai suatu tujuan bersama.
Sedangkan kepemimpinan itu sendiri adalah suatu upaya untuk mempengaruhi orang lain atau bawahan agar dapat mengikuti apa yang telah diperintahkan oleh atasanya demi tujuan bersama tentunya.
Banyak para ahli menyebutkan tentang arti atau definisi dari kepemimpinan itu sendiri, dan dari mereka intinya memiliki pemikiran yang sama tentang kepemimpinan itu sendiri. Yang jelas kepemimpinan adalah upaya untuk mempengaruhi orang lain (pengikut/bawahan). Intinya ya sama saja dan yang jelas kepemimpinan ini digunakan untuk hal-hal yang positive bukan yang negative. Karena bisa akan merugikan orang lain dan bahkan bisa merugikan dirinya sendiri.
Dalam menjadi seorang pemimpin pun tidaklah mudah, karena butuh ketekunan dan jiwa kepemimpinan didalam seseorang tersebut agar dia bisa mengatur dan membimbing yang lainnya agar bisa mengikuti perintah yang telah dia berikan kepada pengikut / bawahannya.
Biasanya pemimpin banyak disegani karena ketegasannya atau karena dia seorang pemimpin suatu organisasi bersangkutan. Tidak jarang banyak orang yang merasa segan bila berhadapan atau sekedar bertemu dengannya.
Sebagai seorang pemimpin kita harus memiliki sifat yang kesabaran, kekompakan, adil, bijaksana dan bertanggung jawab atas perintah-perintahnya. Karena jika seorang pemimpin tidak memiliki sifat tersebut maka konflik diantara organisasi tersebut bisa terjadi, bahkan bisa terjadi suatu kehancuran dalam organisasi tersebut.

Selanjutnya tipe – tipe kepeimpinan dibagi menjadi 5 yaitu:
-          Tipe kharismatik
-          Tipe paternalistic
-          Tipe otoriter
-          Tipe militeristik dan terakhir
-          Tipe demokrasi

Tipe kharismatik ialah tipe kepemimpinan yang memiliki daya tarik tersendiri bagi orang-orang disekitarnya terutama pengikutnya atau bawahanya, rata- rata meraka memiliki jumlah pengikut yang banyak dan kesetian dan kepatuhan dari pengikutnya atau bawahannya timbul dari rasa kepercayaan terhadap pemimpinnya sendiri. Dan anugrah itu datangnya dari yang menciptakan kita ALLAH SWT.

Kemudian tipe paternalistic tipe ini memiliki sifat yang agar berbeda dari tipe kharismatik yaitu:
-          Menganggap bawahannya belum dewasa, disini atasan ini menilai bahwa bawahannya masih seperti anak kecil dan belum dewasa.
-          Bersikap terlalu melindungi terhadap bawahannya
-          Jarang memberi kesempatan bawahan untuk mengambil keputusan, disini menurut saya pemimpin yang seperti ini memiliki sifat egois atau individu yang hanya mementingkan kepentingannya sendiri tanpa mendengarkan masukkan dari orang lain apalagi bawahannya dia sendiri. Sifat yang seperti ini yang tidak layak untuk dimiliki seorang pemimpin, karena bagaimanapun seorang pemimpin harus bisa mengayomi anggota yang lainnya agar dapat tercapai suatu jalan yang sesuai dengan kinerja mereka.
-          Bersikap maha tahu dan maha benar, nah sifat yang satu ini pun tidak sepantasnya dimiliki seorang pemimpin karena, bagaimanapun ia hanyalah seorang manusia biasa yang tidak luput dari kesalahan dia sendiri. Disini dia harus bisa mendengarkan masukkan dari orang lain. Agar tidak bisa seenaknya sendiri, karena mereka berada diorganisasi tersebut bukan hanya satu orang saja tetapi berkelompok dimana mereka harus saling menghargai satu sama lain termasuk pendapat atau opini dari bawahannya sekalipun.

Kemudian yang ketiga tipe otoriter, pemimpin tipe ini memiliki sifat seperti:
-          Pemimpin organisasi sebagai pemiliknya, ini biasanya seorang pemimpin sekaligus pemilik dari organisasi tersebut. Dimana ia memiliki kewenangan penuh atas organisasi tersebut. Bersifat mengatur.
-          Pemimpin bertindak sebagai dictator.
-          Cara mengerakkan bawahan dengan paksaan dan ancaman, ini juga tidak layak dicontoh oleh para seorang pemimpin. Kerena sesuatu yang dipaksakan hasilnya pun tidak akan memuaskan. Terlalu banyak mengatur dan memaksa sangat tidak dianjurkan dalam kegiatan apapun, apalagi sampai mengancam, tindakan tersebut sangat tidak dibenarkan dalam berorganisasi. Kita tidak mungkin memperkerjakan orang lain dibawah tekanan seperti ini. Hal tersebut bisa memicu timbulkanya dendam konflik antar atasan dan bawahan.

Kemudian tipe militeristik, yaitu memiliki sifat seperti dibawah ini:
-          Menuntut kedisipinan yang keras dan kaku, benar sesuai dengan nama tipenya disini para anggotanya dituntut untuk menjalankan kedisiplinan yang sangat keras dan juga sangat ketat dalam menjalankan setiap perintah-perintahnya.
-          Lebih banyak menggunakan system perintah, iya pada system ini para anggotanya melakukan tugas sesuai dengan perintah yang sangat ketat, bisajadi tidak adanya kerjasama terlebih dahulu sebelum melaksankan perintah tersebut, bisa dibilang juga seenaknya.
-          Menghendaki keputusan mutlak dari bawahan, disini berbeda dari sebelumnya yang mayoritas mereka lebih mementingkan keegoisan atasan mereka, tetapi disini atasan dapat meng-iya-kan apa yang telah disampaikan oleh bawahannya jika keputusan tersebut telah mutlak dan tidak dapat diubah dan diganggu gugat, maka bawahan dapat melaksanakan perintah tersebut sesuai yang mereka inginkan.
-          Formalitas yang berlebihan, kebanyak dari atasan dan bawahan menggunakan system formalitas yang ada pada organisasi mana pun, tetapi terlalu formal hingga menghasilkan suatu hal yang menjadi berlebihan bila dilihat dari cara kerjanya.
-          Tidak menerima kritik dan saran dari bawahan, dan terkadang dalam tipe ini terdapat hal yang seperti ini yaitu atasan tidak menerima kritikan dan saran dari bawahannya, padahal saran dan kritik tersebut bermaksud dengan tujuan yang baik mngoreksi perintah yang sedang mereka jalankan tetapi justru tidak dihiraukan oleh atasannya itu sendiri dan merasa apa yang telah ia lakukan sudah sepenuhnya benar.
-          Sifat komunikasi hanya sepihak, yaa dalam organisasi sangatlah penting suatu komunikasi antara atasan dan bawahan. Agar terjalin kemistri yang baik diantara keduanya. Dan agar bisa saling menilai kerja dari bawahan begitu juga dengan atasannya. Tetapi disini system tersebut tidak dipergunakan sepenuhnya, atasan hanya langsung memberikan perintah kepada bawahan tanpa berdiskusi terlebih dahulu kapada bawahannya.

Dan yang terakhir tipe demokratis yaitu tipe dimana paling sempurna diantara semua tipe yang telah disebutkan tadi, tipe ini memiliki sifat yang menghadapi potensi sikap individu mau mendengarkan saran dan kritik yang bersifat membangun. Jadi tipe pemimpin seperti ini menitik beratkan pada aktifitas setiap anggota kelompok, sehingga unsur organisasi silibatkan dalam aktifitas yang dimulai dari penentuan tujuan, pembuatan rencana keputusandan disiplin yang baik antar atasan dan bawahan.

            Setelah tadi kita telah membahas tentang tipe kepemimpinan maka selanjutnya kita akan membahas tentang gaya kepemimpinan yang berbeda-beda satu sama lain, yaitu:

-          Gaya kepemimpinan Authoritarian / otokratis / otoriter yaitu yaitu gaya kepemimpinan yang memusatkan segala hal untuk dikerjakan oleh diri dia sendiri tanpa memikirkan bawahannya, ia lebih cenderung membuat keputusan sendiri lalu pengambilan keputusan ditangannya sendiri tanpa campur tangan orang lain termasuk bawahannya sendiri. Gaya tersebut sangat egois untuk seorang pemimpin, ia melakukan segala sesuatunya sendiri dan menganggap dirinyalah yang paling berkuasa pada saat itu. Sedangkan bawahannya hanya mengejakan tugas hanya yang telah diberikan oleh atasannya saja. Tanpa ikut campur dalam pengambilan keputusannya.
-          Gaya kepemimpinan demokratis ialah gaya kepemimpinan yang memberikan hak dan kewenangan penuh terhadap bawahannya. Dalam gaya tersebut dapat mengutamakan mutu kerja dan mengarahkan diri sendiri untuk bagaimana memimpin suatu organisasi dengan baik dan benar. Dengan mengikut sertakan bawahan dalam pengambilan keputusan, dan jika ada suatu permsalahan dalam organisasi tersebut maka atasan dapat melibatkan bawahannya untuk menemukan jalan terbaik secara bersama-sama. Disitulah aspirasi para anggota lain khususnya bawahan didengar dan dipahami oleh atasan agar mereka bisa menjalani organisasi tersebut dengan sesuai apa yang menjadi tujuan mereka sebelumnya.
-          Gaya kepemimpinan bebas / Laissez faire (kendali bebas) dimana disini atasan hanya meng-iya-kan aspirasi bawahannya. Karena pada gaya tersebut kendali dipegang olehn bawahannya dari mulai pengambilan keputusan penyelesaian masalah yang dihadapapi, disini bawahanya lebih aktif ketimbang atasannya. Bawahan diberi kebebasan untuk membuat keputusan dan menjalankan pekerjaan sesuai dengan menurut bawahannya sesuai dengan gaya mereka dalam bekerja. Kendali disini lebih banyak dipegang oleh bawahan bukan atasan, dan atasan hanya terima beres dari hasil kerja para bawahannya.
Selanjutnya kita akan membahas tentang teori kepemimpinan yaitu dimulai dengan teori sifat.

Teori sifat ialah teori yang didasari bahwa suatu keberhasilan suatu pemimpin ditentukan dari sifat-sifat, perangai atau cirri- cirri yang dimilli oleh pemimpin itu sendiri. Dengan adanya teori tersebut maka muncul adanya anggapan bahwa jika seorang pemimpin yang berhasil ditentukan oleh kemampuan pribadi dari si pemimpin itu sendiri. Dan kemampuan pribadi itu iyalah seperti kecerdasan dalam mengatur organisasi dan bawahanya, kemampuan mengawasi kinerja bawahannya, inisiatif dalam mengatur organisasinya, ketenangan diri agar pikirannya selalu dalam kondisi rileks, dan yang terakhir kepribadian kepemimpinan itu sendiri yang tela dianugrahi oleh ALLAH SWT.

Yang kedua adalah teori perilaku dimana kepemimpinan perilaku seorang individu ketika melakukan kegiatan pengarahan suatu kelompok kearah pencapaian tujuan, dan teori ini sendiri dibagi menjadi 2 yaitu:
-          Konsideras dan struktur inisiasi, perilaku seseorang pemimpin yang mementingkan bawahannya, dan memiliki cirri-ciri ramah tamah, mau berkonsultasi, mendukung , membela, mendengarkan, menerima usul dan memikirkan kesejahteraan bawahannya serta mempelakukannya setingkat dirinya. Dan kepemimpinan yang lebih mementingakan tugas organisasi daripada dirinya sendiri.
-          Berorientasi kepadan bawahan dan produksi perilaku pemimpin yang berorientas kepada bawahan ditandai oleh penekanan pada hubungan atasan dan bawahan. Disini sangat berbeda dengan yang sebelumnya dimana atasan sangat mengutamanakan bawahan tetapi disini atasan sangat memnedakan mana atasan dan mana bawahan. Terlighat sangatlah berbeda. Meskipun atasan disni sama mendengarkan wacana dari bawahan tetapi dia memandangnya tetap dari bawahan bukan sebaliknya atau lebih.

Kemudian teori situasional yaitu keberuntungan dari suatu kepemimpinan dinilai dari situasi organisasi yang dihadapi dengan memperhitungkan faktor waktu dan ruang baahkan tidak jarang dari biaya itu sendiri.

Dari memimpin suatu organisasi dapat disimpulakan bahawa sangat ada keterkaitan diantara kepemimpinan dan organisasi itu sendiri dimana dalam suatu organisasi membutuhkan seorang pemimpin yang baik kepada bawahannya dengan didasari teori-teori diadas.

cover bukunya:





 

Sumber:
 website :
http://baak.gunadarma.ac.id/ 
http://studentsite.gunadarma.ac.id/
http://www.gunadarma.ac.id/